“Habisnya elo berdua sama gilanya sih. XNXX Meski begitu, aku dan adik-adikku tetap aja kompak membela Mama.Soalnya belain Papa juga enggak ada untungnya. Hampir tiap hari dia ada di rumah. Bisa dibilang, si Willy ini piaraan Mama. Sekitar memeknya yang penuh jembut lebat kulihat belepotan cairan putih kental sampai ke perutnya. Ngabisin duit Mama yang aku enggak tahu gimana caranya, selalu saja ada. Tubuh Willy yang berkeringat tepat disampingku. “Baru aja ma,” sahutku. Panjang banget. Sedang mengacung tegak ke atas mengkilap karena belepotan spermanya sendiri kayaknya. Setelah itu ia kembali asyik menikmati genjotan Willy. Gila! Enak banget Will,” katanya dengan suara mendesis. Bagus banget bentuk kontolnya, pikirku. Meski penasaran, enggak mungkin kan aku permisi ke dia buat liat kontolnya. Aku benar-benar terbius birahi melihat detik-detik Willy menumpahkan spermanya di mulut adikku itu. Sepertinya ia tak perduli kalao aku memergokinya telanjang bulat bersama Mamaku.




















