Begitu selesai, Endar menyandarkan tubuhnya ke dadaku sambil berkata.“Mas, itunya sudah tumbuh lagi belum..? XNXX Kemudian kami pun berpisah dan saya harus kuliah di luar kota sedangkan Endar juga berkuliah di kota lain. Setelah beberapa kali, saya mendorong lagi. Lalu dengan hati-hati ia sigkapkan kedua bijiku ke atas. Namun Endar segera terkejut, dan melepaskan diri dariku. Bulu-bulu yang sudah rapih memenuhi lagi sekitar kemaluanku, segera terlihat dengan jelas.“Nah, begitu khan lebih oke…” katanya.“Aku kapok En, nggak mau nyukur plontos lagi.”“Kenapa Mas..?”“Waktu mau numbuh. Keremas paudaranya dan nafasnya makin memburu. Begitu kukecup kendarngnya, ia diam saja, mematung sambil menundukkan mukanya.Lalu kuangkat dagunya dan kucium bibirnya, kupeluk sepuas-puasnya. Kami orgasme bersama-sama, dan itu sangat meletihkan. Kugerakkan lagi bokongku dengan arah maju-mundur.




















