Kusentil ujungnya dengan telunjukku sambil tertawa kecil. “Ah? Bokep crot Aku pulang ke rumah, membanting sepedaku di halaman, dan langsung menuju ke kamar. “Ahh.. begitu bodohkah aku? jangan, Ray..” Ahh, betapa aku merindukan setiap gadis yang merintih seperti itu di dekapanku. Bangsat hina! aku pakai mobil,” teriakku. “Jalan yuk.”
“Hah.. Nia bangkit, mendudukkan dirinya, dan menarik pundakku. “Aaahh..” kurasakan nikmatnya saat tangannya menempel dan menggenggam batang kemaluanku. “Ray.. mm..” kukulum bibirnya. ah.. Kukulum lagi bibirnya, sekarang tanganku mengangkat bagian bawah bajunya. “Ahh.. Sampai di sini aku terdiam, memandangnya tanpa berkedip, lalu kami berdua tertawa terbahak-bahak, antara sedih, kerinduan, dan kasih sayang tulus seorang teman sejati.Masih kuingat, sebelum kuturunkan kembali ia di Gramedia (karena Dita akan menjemputnya seperempat jam lagi), Nia sempat mencium pipiku dan meremas kemaluanku dari balik celanaku, tersenyum memandangku dan berkata, “Ray, kita akan bersahabat selamanya..” aku hanya bisa tersenyum saat itu, semua gejolak nafsuku hilang




















