Lalu mulai kuayunkan pinggulku perlahan-lahan. ashh.. Bokeb Ia mengangguk pelan, dan duduk di bawahku. tidak enak di liat securiti perumahan,” katanya. Aku duduk di sofa ruang tamu. Kulit tubuhya sangat lembut dan kontras sekali dengan redupnya lampu. Perlahan sekali kucari langit-langit mulutnya. Kususul ia ke dapur. Lalu kugeserkan ke lehernya, ke payudaranya, terus turun ke perutnya, lalu ke pahanya, lalu ke liang kemaluannya. Sewaktu ia memutar handel pintu sengaja aku pura-pura melihat mobilku dan menabraknya. Hmm, ternyata sudah basah. Ia mulai membuka matanya, lalu kubuka bajuku dan kulepas kancing celanaku. “Aeerrhh aahh sshh,” Aya mulai membuka lebar-lebar pahanya. Sewaktu ia memutar handel pintu sengaja aku pura-pura melihat mobilku dan menabraknya. Huh, tambah suntuk. Aku sangat marah. Bibirnya membuka. Sudah jam 3:15, dan aku tidak memergoki mobil rival sialanku di jalan.
