Lalu turun ke perutku. Bokep china Pakaian yang mereka kenakan, terbuka dada dan paha, membantuku untuk lebih cepat menentukan pilihan. “Tolong ambilin di saku celanaku.”
“Saya bawa kok Mas.”
Dengan terampil dia memasangkan kondom di penisku. “Pijit dulu aja,” sambungnya. Sama dia macam pelayanannya sudah jelas, tapi tubuhnya tak masuk seleraku. “Pilih yang berdada besar,” katanya. “Yuk, cuci dulu Mas,” Yeni menghilangkan minyak di dada, perut dan penisku dengan sabun. “Sering-sering ke sini ya,” Lagi-lagi ucapan basa-basi yang standar. Umumnya, model pakaian yang dikenakannya minim terbuka di dada dan paha. “Semua cewe di sana tadi service-nya memang begini ya?” tanyaku membuka kebisuan. Nilai plusnya lagi: berambut panjang lurus sepinggang. Hi hi… Udah, mas tiduran deh, entar Yeni pijat dulu.”
Aku merebahkan tubuhku ke kasur, terlentang. “Telungkup dong Mas.”
Aku membalik tubuhku.




















