Pikiranku mendadak kacau. Di dekat tiang lampu merah, sekitar beberapa meter dari tempatku berdiri, ada seorang anak laki-laki berambut kusut berpakaian kusut menenteng kantong-kantong plastik hitam yang juga kusut. Bokep indo Kita ke sana!” Salah satu anak berambut keriting mengajak anak laki-laki itu ke suatu tempat. Aku tahu anak itu pasti bekerja di malam begini karena suatu keperluan yang mendesak, atau itu memang pekerjaannya demi membantu biaya sekolah. Seperti biasa, aku berdiri di tempat ini, di dekat tiang nama jalan yang bertuliskan Jalan Merdeka Raya. “Terima kasih banyak, Pak. Hingga beberapa gerombolan anak datang menghampiri anak laki-laki itu. Oleh karenanya, aku betah berdiri berlama-lama di sini. Dia benar-benat ulet. Anak laki-laki yang berjualan itu malah tersenyum. Malam itu tidak hujan tapi bau aspal basah karena hujan tadi sore masih menguar.
