Ku tunggu Zenit selesai menyiksanya saja agar aku baru bisa melampiaskan nafsuku.Lima belas menit berlalu, Zenit mulai bosan, dia terlihat puas dan tersenyum, “Cukup deh”, katanya sambil memandangi tubuh Minoru yang penuh dengan garis-garis merah bekas cambukan.“Sisanya buat lu bro, gratis, malam ini lu pake aja sepuasnya…”, kata Zenit lalu meninggalkan Minoru.Zenit duduk di sudut sambil main hp, akhirnya ini waktu ku. Bokep jilbab “Aku panggil Minoru lagi buat temani lu…”, jawabnya.“Emangnya lu bisa?”, tanyaku.“Hahaha, aku mana mau nyetuh dia, jijik ah… Aku maunya liat dia tersiksa aja…”, lanjutnya. “Cepat mas…”, kata Minoru. Aku coba memberinya ide untuk berpesta saja di tempat prostitusi, tapi Zenit sedikit kurang suka. Ku intip keluar sana, Minoru menggunakan motor matic Honda Beat sendirian ke sini. Zenit mulai bertanya,“Habis ini kemana?”, dia ingin pesta berlanjut. “Sekarang layani aku!!!”, perintahku menyuruh Minoru menghentikan jogetannya.Kutarik tubuhnya hingga mendekat denganku.Aku menekannya ke bawah hingga dia




















