Aku sudah terbiasa seperti ini. Bokep mom Anak laki-laki yang berjualan itu malah tersenyum. Aih, kalimat ini mengingatkanku pada Hujan Bulan Juni milik Sapardi. Dia terpelanting. Siapalah aku, aku hanyalah tiang listrik yang mengadu nasib di jalan raya.,,,,,,,,,, Dia benar-benat ulet. Sedikit-sedikit oleng ke kiri, atau oleng ke kanan. Anak laki-laki itu mengangguk saja. Tidak tampak rasa takut dalam dirinya. Oleh karenanya, aku betah berdiri berlama-lama di sini. Orang-orang di jalan raya memang selalu lucu. Itu cuma dugaanku. Perempuan yang mengenakan jas hujan itu masuk, meninggalkan lelaki yang tadi. Beberapa orang lainnya menghakimi supir mobil, menghajarnya hingga biru-biru, termasuk mobilnya yang dibikin tambah penyok. Itu karena anak perempuan dalam mobil sedan itu terlihat ingin muntah, jadi dia membutuhkan kantong plastik hitam demi memuntahkan semua isi perutnya. Baru satu orang yang beli.”
“Ya sudah. Aku selalu senang memperhatikan mesin-mesin yang berjalan angkuh itu. Adakah yang lebih tabah dari aku?




















