Sebelum dia membuatku orgasme aku memegang pergelangan tangannya dan menyuruhnya menarik keluar dari vaginaku. Sambil terus menggumuliku, dia menciumiku di mulut, pipi, telinga, dan leher“Ahh-ahh.. Bokepindo nggak nyesel kayanya gua cape-cape duduk telanjang selama ini yah, ya nggak Lix?” kataku sambil menolehkan wajah melihatnya yang sedang memperhatikanku yang tanpa tertutup sehelai benangpun dengan wajah memerah.“Eh.. Sakit?” tanyanya polos.“Nggak.. Sory yah kalo jelek kan baru kali ini”Aku mengamat-amati gambar itu sejenak, harus kuakui hasilnya lumayan, walaupun mukaku terlihat lebih lebar di gambar itu, namun secara keseluruhan sudah ok.Aku tahu dia terus memandangi tubuh polosku sejak tadi, tapi kubiarkan saja dia menikmatinya sambil aku melihat gambarnya.“Hhmm.. Aku menggelinjang keenakan dengan nafas makin memburu, tanganku mencengkram pundaknya dan membelai kepalanya.“Oohh.. Sakit?” tanyanya polos.“Nggak.. Tanpa mengurangi frekuensi genjotan aku menunduk melumat bibirnya dengan tujuan meredam suara kami agar tidak mengundang perhatian.Akhirnya ketika gelombang orgasme menerpa, yang terdengar hanya erangan tertahan,




















