Aku pun merasa ketakutan. Bokep jilbab Itu namaku. Kamu tidak harus memanggil aku ‘ayah’ atau sebutan lainnya, panggil saja aku Erik.”
Sambil mengalihkan pandangannya ke temannya, dia melanjutkan,”Nah.., ini adalah temanku, namanya Tomi.”
Akupun menyunggingkan senyuman ke arah Tomi yang membalasku dengan senyuman hangat.Aku sama sekali tidak percaya bahwa ternyata Erik tinggal sendirian di rumah megah seperti ini dan masih berusia 24 tahun saat itu. Selama ini aku hanya mengenal ayah dan ibu saja. Masih kecil sudah kenal laki-laki!! Dia selalu membelikan baju-baju indah dan boneka porselain untuk dipajang dikamar tidurku. Aku pun berteriak lebih keras dari sebelumnya.“Ohh..Maria.”
Aku merasakan tangan Erik meremas pinggulku dengan kuat. “Kamu cantik ya Maria? Aku pun hanya bisa tertawa, aku pun menetujuinya. Erik mulai meremas-remas payudaraku yang belum tumbuh seutuhnya.“Ahh..”
Aku mulai menikmati getaran aneh pada diriku. Tapi, dia juga bersikap disiplin. Akhir-akhir ini, kami memang jadi sering membicarakan soal cowok.




















