Bisa dilaporin ngintip aku”. Sabar ya nak..kita liat situasi dulu”, kataku pada sang penis sambil kuelus.Tina lalu membalikkan badan. Bokepindo ”Oh..iya..”, sambil kutatap dia dan Tina tersenyum. Handuknya menutupi bagian paha ke atas, perut hingga bagian dada, warna biru yang disangga tangan kirinya. Aku bergegas memasukkan sepeda motor ke dalam rumah dan Tina lalu mengunci pagar. Bagaimana tidak, jarak kami hanya 2-3 langkah, tidak ada orang lain lagi di rumah.”Plak..plak”, kecoak pun mati dengan sukses. Bentar..ambil sandal dulu”. Mau tidak mau, penisku makin mengembang dan itu jelas dilihat Tina. ”Ppaakkk..oohhh”. Nggak saya laporin ke Bapak sama Ibu”, Tina tahu keraguanku.”Jangan ah..nanti kalo ada yang tau bisa rame”, jawabku. Rupanya muridku cepat mengerti penjelasan gurunya. ”Oohh..Ppaakk..mmaassuukkkiinn..Pppaakkk”, pintanya. Jarak pinggangku dan pantat Tina makin rapat. Penis kumasukkan lagi, masih ingin berlama-lama di hangatnya vagina Tina.




















