Salah seorang teman kakakku, Kak Agun namanya, sering sekali main ke rumah. Aku jadi geli, tapi yang jelas saat itu aku merasa beda. XNXX “Auuchh…”, aku menjerit.“Achh!”, Terasa dunia ini berputar saking sakitnya. Tangannya seringkali menggelitik pinggangku sehingga aku kegelian. Nampaknya Kak Agun kaget juga, dia bahkan nyaris terjatuh di sofa. Hanya dialah tempatku sering mengadu. Kak Agun bahkan dianggap seperti saudara sendiri. Permainan pun dilanjutkan lagi, saat itu aku benar-benar sudah tidak kuasa lagi, aku pasrah saja, aku benar-benar tidak membalas namun aku menikmatinya. Coklat?”, kataku. Coklat?”, kataku. Mama dan orang tuanya sudah kenal cukup lama.Saat itu hari Minggu, Mama, Papa, dan Kak Luna pergi ke luar kota. Eh…, Kak Agun ternyata nggak nolak, dengan seriusnya dia mengajariku, satu persatu aku selesaikan PR-ku.“Yess! Eh…, Kak Agun ternyata nggak nolak, dengan seriusnya dia mengajariku, satu persatu aku selesaikan PR-ku.“Yess!




















