Aku yang daritadi berpura-pura berontak mulai mendesah-desah. XNXX Tanganku perlahan mengelus bibir vaginaku. Suara springbedku berdenyit-denyit bercampur baur dengan erangan kami.Tak lama kemudian aku kembali orgasme, tubuhku lemas sekali setelah sebelumnya mengejang hebat, keringatku sudah menetes-netes di ranjang. Kasarnya tangannya sangat kontras dengan pantatku yang lembut. Untung masih ada sisa di bak untukku mandi. Dia merem melak menikmati elusan jariku. 25 menit lamanya kami berpacu dalam gaya demikian. Punggungku pun kemudian menjadi persinggahan tangannya. Tapi perlahan-lahan aku mulai menikmati suasanan ini. Aku mendesah tertahan kala bibirnya memagut salah satu titik sensitifku. Aku sih cuex aja.Setelah sampai dikamarku kusuruh dia untuk memeprbaiki kran dikamar mandiku.“Non tadi mau mandi ya?”tanya“Iyalah. Aku yang sudah lemas hanya bias mengikuti irama goyangnnya. Katanya….”Mimpi apa aku bisa ngentot dengan gadis cantik sepertimu..ahhh..hhhh”“ayo,pak sodok terus. Walau belum melihat penisnya, tapi aku tahu pasti ukurannya diatas rata-rata.




















