Pada tetesan yang entah ke berapa puluh kalinya, Nyonya Hana kemudian mengarahkan lilinnya ke anusku. Mataku sudah berkunang-kunang. Bokep viral terbaru Tanpa diduga, si sopir memperlambat laju mobilnya di dekatku untuk memberikan kesempatan kepada teman-temannya mengejekku dan mengolokku di depan para gadis itu.Jarakku dengan mobil itu hanya sekitar 3 meter karena memang jalan raya kecil itu tidak punya bahu jalan yang cukup lebar. Aku hanya dapat berteriak kesakitan dan memohon ampun pada Nyonya Hana. Aku berteriak sekuat-kuatnya untuk menahan sakit. Diperlakukan seperti budak dan direndahkan seperti anjing. Aku merasakan siksaan yang amat sakit. Rasanya sakit sekali. Gadis-gadis di situ menjerit menahan malu. Setelah lilin terbakar, Nyonya Hana lalu memiringkan lilin yang dibawanya dan meneteskan lilin panas yang meleleh di atas tubuhku yang telanjang. Tetapi aku juga tidak tahu jalan lain untuk menuju tempat Nyonya Hana menunggu selain melalui jalan itu.
