Aku hanya tersenyum. Diantara sofa dan TV ada karpet tebal dan lembut berwarna putih. XNXX Impresi pertamaku mengatakan dia orang yang baik dan mudah akrab namun cukup agresif. Ia lalu meminta kedua tanganku diletakkan dibelakang dan diikatnya dengan seutas tali yang cukup panjang. Tak lama kemudian aku pamit pulang tanpa banyak berkata apa-apa. Tadi aku minta temanku, Florence, kesini. Kujawab, “Gila ya apa kamu. Tidak ada jarak yang tersisa, kaki dan tanganku bersatu dibelakang badan dan kemudian ia ikatan kedua ujung tali tersebut. Maunya aku taksi ini berputar-putar biar perjalanannya lebih lama sehingga aku bisa menikmati momen ini. Tidak lama kemudian, ia pun menyudahi hisapan itu dan berjalan ke kamar mandi membersihkan mulutnya yang dipenuhi oleh spermaku. Permintaannya kurasakan sebagai suatu hinaan dan aku benci serta tak mau melakukannya. “Awas, awas aku mau keluar..”
Dan semprotan spermaku keluar dengan kencangnya ke mulut Mei Mei.




















