Aku merasakan cairan hangat membasahi penisku di dalam vaginanya. Bokeb oohh.. Sementara bibir kami asyik saling melumat. Tante sih numpahin..” jawabku setengah bercanda.“Idih.. bentar lagi tuh.. Kami melepas birahi sampai jam 3 pagi. Jari tengahku yang kini sudah dibantu jari manis semakin cepat mengocok-ngocok di dalam vagina Tante Wiwin.Lidahku semakin liar menjelajahi klitoris dan bibir vaginanya. Aku melihat ekspresinya yang berusaha menahan nikmat.“Terus Yo.. Tante Wiwin malah tersenyum sambil merangkul leherku.“Boleh, tapi jangan ditumpahin pake teh ya..” bisiknya di telingaku. Lidahku menjelajahi rongga mulut wanita setengah baya itu. teruss Yoo..” desah Tante Wiwin keasyikan.Aku terus menjilati vaginanya sambil tangan kananku membelai pangkal pahanya yang mulus. Tante Wiwin meremas batang penisku dengan gemas.“Ya sama ‘teh alami’ dari kamu dong sayang.. Juga buat Fanny, my mysterious friend yang udah membuka jalan hehehe.. Tapi yang jelas semenjak kejadian itu, aku terus keep contact dengan Ci Linda, Tante Wiwin dan
