“Apa kerjamu tadi?”
“Di sebuah perusahaan distributor material bangunan.”
“Oh ya, aku lupa. Link bokep “Jangan hentikan aku,” desisku. Aku belum pernah bercinta, itu benar. Lengannya terulur lagi, kali ini menarik zipper celanaku ke bawah. Kami saling terpaku beberapa saat, sebelum akhirnya ia berkata, lebih mirip desis gusar,
“Kamu hanya mau diam begitu?”
“Sial,” makiku. “Hey, kamu akan mengamati terus?” ia berkata sambil tertawa. Akhirnya, dengan rasa nyeri di ujung, batang kemaluanku melesak. Tidak sekarang, maka takkan lagi. Kurasakan jemarinya menyisiri rambutku. Geliat dan keringat yang bercampur. Kutatap matanya. Namun bukannya langsung pulang, di jalan ia memintaku untuk berhenti di Dunkin’s. “Maaf, aku hanya menggoda.”
“Jangan lagi.”
“Tentu tidak,” sahutnya. Dengan sedikit gugup-diiringi tawanya yang tiada henti-akhirnya aku berhasil membuka semua pakaian yang dikenakan olehnya. Fantasi tentang hari yang begitu luar biasa, saat aku kehilangan keperjakaanku di tangannya. Ia menjauhkan sedikit bibirnya dan mendesah, lalu kembali memagutku.
