Lalu kutarik tangannya ke ruang sekretariat, kami siap bertempur di atas meja sekretariat yang lebar. XNXX Aku rasanya ingin pipis. “Ngg…, nggak kok…”, jawabku gelagapan. Wah…, kalau begini, bisa panjang nih urusannya…, pikirku ngeres.Dan ternyata benar! Aku rasanya ingin pipis. Pada suatu hari Rabu, sekitar seminggu yang lalu, saat kami hendak pulang dari kantor, hujan turun dengan lebatnya, office boy sudah pulang duluan. “Baik Pak”. Lalu ia minta untuk mengganti posisi. “Sama-sama, udah dikunci semua kelasnya, Dian?”. “Baik Pak”. “Uuh…, uh…, uh…, uuuh…”, ia mengerang kenikmatan.“Ahh…, nik.., maatt.., Pak…”, erangnya. “Uuh…, uh…, uh…, uuuh…”, ia mengerang kenikmatan.“Ahh…, nik.., maatt.., Pak…”, erangnya. “Ngg…, nggak kok…”, jawabku gelagapan. Belum lagi kalau aku berdiri di hadapannya (saat memberi instruksi), ia selalu memperhatikan bagian bawah perutku, mula-mula aku risih dibuatnya, karena takut kalau-kalau ketahuan oleh isteriku, tapi saat kupandang wajahnya, ia malah tersenyum-senyum genit.
