Bersih tak berbekas, aku menyemprot dengan pembersih yg wangi lavender, kesukaan ibu, kesukaanku juga. Bokep china Masih aku rasakan. Saya hanya pembantu. Tapi aku merasa indah, dan mendengar kata-kata cintanya, walau aku tahu ini tdk mungkin, aku sangat bahagia. Sedang aku? Menjilat lagi. Aku menggoyang pinggul bak pedangdut, membuat putaran dan pelintiran serta erangan. Menurunkan tubuh, sekali lagi batang itu menghujam vaginaku yg licin basah setelah orgasme tadi. Tusukan semakin kuat, berirama, masuk semua sampai ke pangkalnya. Karena penisnya sudah kembali menjadi panjang dan besar, aku melingkarkan jari- jariku yg lentik. Dengan patuh aku menurut. Aku terus duduk di lantai, di sisi ranjang. “Kok sekarang jadi terus menerus manggil tuan…?” Aku tertunduk.Terdiam. Yg penting adalah saat itu, ketika Kak Edo merangkulku, memelukku.Ketelanjangan kami berdua membuat tdk ada lagi pemisah, pelukan erat oleh tangan dan kaki dan lidah yg bertautan.




















