Ketika pulang, kembali kuambil uangku, namun ia tetap menolak dan berkata.“Untuk ongkos pulang kamu saja ke Bogor!”Setelah itu kami sering bertemu. Sesekali aku menyedotnya dengan keras. Bokeb Ohh.. Jangan.. Tak lama kemudian ia sudah menemuiku di ruang tamu. Ssshhtt.. Anterin ke Pasar Minggu yuk. Siang-siang kok sudah pulang?” tanyaku.“Aku belum pulang mulai tadi malam. Kutindih tubuhnya dan wajahnya kulihat tersenyum. To..”Tangannya menjambak rambutku. Aku tahu beberapa kamar yang dipasang cermin. Kucium leher dan telinga kirinya, tangan kirinya terangkat dan kemudian menarik rambutku. Sesekali aku menyedotnya dengan keras. Katanya.Ya udah aku sabuni tubuhmu yang elok ini erma, “terserah mas saja” tangannya Erma yang memegang sabun juga membersihkan tubuhku dari atas hingga penisku juga dibersihkan dengan cermat Erma tidak mengocoknya tapi benar benar unutk membersihkannya. Lima belas menit kemudian tubuhku sudah mengejang di atasnya. Aku mau beli gelang kaki di toko emas langgananku.
