Ucap isteriku kalem.“Iya. XNXX Dug! Penantianku berakhir ketika sesosok tubuh berabaya gelap dan berjilbab hitam melintas. Jangankan untuk kerja, jalan saja susah. Kalau yang lain memakai baju berbunga cerah indah, ia hanya memakai baju warna gelap yang sudah lusuh pula warnanya. Abi belum bisa sabar seperti Rasul. “Oh….bukankah ini sandal jepit isteriku?” tanya hatiku. Dan tentu, ketika pulang benak ini penuh dengan jumput-jumput harapan untuk menemukan baiti jannati di rumahku. Jangankan untuk kerja, jalan saja susah. “Ummi… isteri sholihah itu tak hanya pandai ngisi pengajian, tapi dia juga harus pandai dalam mengatur tetek bengek urusan rumah tangga. Selera makanku mendadak punah. Dug! Ternyata kenyataan tak sesuai dengan apa yang kuimpikan. Hati ini menjadi luruh. “Wanita, memang suka yang indah-indah, sampai bentuk sepatu pun lucu-lucu,” aku membathin.Mataku tiba-tiba terantuk pandang pada sebuah sendal jepit yang diapit sepasang sepatu indah. “Ini dia mujahidah (*) ku!” pekik hatiku.




















