Lalu menyentuh Junior dengan sisi luar jari tangannya. Bicara apa? Bokepindo Ke bawah: Tidak. Lihat saja ia sudah separuh berlutut mengarah pada Junior. Langkahku semangat lagi. Ke mana ia? Matanya dikerlingkan, bersamaan masuknya mobil lain di belakang angkot. Inilah kesempatan itu. Ia berlutut mengelap paha bagian belakang. Aku tertipu. Ya nggak apa-apa,” katanya menjawab telepon.“Siapa Mbak..?” kataku sambil menancapkan Junior amblas seluruhnya.“Si Nina, yang tadi. Tetapi sejak tadi aku tidak melihat wanita yang lehernya berkeringat yang tadi mengerlingkan mata ke arahku. Lalu pindah ke pangkal paha. Ada cairan putih di celana dalamku.Di kantor, aku masih terbayang-bayang wanita yang di lehernya ada keringat. Keras sekali.“Jangan cuma ditunjuk dong, dipegang boleh.”Ia berdiri. Ia membuncah ketika aku melumat klitorisnya. Astaga. Aku berhasil. Ada sekat-sekat, tidak tertutup sepenuhnya.
