Dia tersenyum-senyum kecil saat melihat aku membukakan pintu. Bokeb Mukanya yang penuh make up itu naik turun, bibirnya erat menghisap gagangku. Untung saja paman ku ini cukup kaya, dan beliau mempunyai banyak kediaman, lahan dan bisnis di daerah ini.Demikianlah akhirnya aku tinggal selama seminggu ditempat ini. Dewi melirih“Aduh mas Handoko, gede banget ini… Pelan-pelan yah, Dewi gak tau bisa muat apa nggak…” aku biarkan saja Dewi mengambil waktu sesukanya.Sampai akhirnya “bless…” masuk juga semua kemaluanku kedalam memek Dewi. Aahhh…”Semakin menggilalah aku mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Dewi itu. Maka di kesempatan liburan ini aku berkunjung ke kediaman paman ku yang ada dipinggiran kota Bogor. Dewi pun mendesah semakin keras diiringi dengan gerakan pinggulnya yang semakin liar. Tapi aku tak menggubris dan justru birahiku semakin meningkat.




















