Bu Ida yang masih di bawahku
tersenyum. Bokep arab “Capek ya..? Sesi
berikutnya dia mengambil posisi tidur terlentang,
sementara aku pasang kuda-kuda, tengkurap yang
bertumpu pada kedua tangan saya. “Ya, bisa dua kali”, jawabnya sambil tersenyum puas.Kami berdua berkeringat, walau udara di luar dingin. “Kamu sudah punya pacar Min?”
“Belum Bu”, jawabku
“Masa.., pasti kamu sudah punya. Aku menjadi kelelahan. Dia mengerang lembut, ketika jemariku
menyentuh bibir vaginanya. “Sabar-sabar”, katanya. Dalam posisi ini dia saya
dekap dengan hangatnya. Saya
senang sekali dan sudah barang tentu membawa efek
nikmat. Dasar
pandai merawat tubuh, karena ada dana untuk itu, rajin
fitnees, di rumah disediakan peralatannya. Merencanakan kalkulasi biaya proyek yang ditangani
perusahaannya, dsb. Tanpa diajari atau diperintah oleh siapapun,
kukecup bibir indahnya. Pengalaman malam itu sangat
menakjubkan, hingga sampai berapa kali aku menaiki bu
Ida, aku lupa. Ternyata rasanya enak,
nyaman, mengasyikkan. Lagi-lagi
aku mendekati janda yang sudah berpakaian itu, dan
kupeluk, kuciumi. Yang
jelas bisa menambah uang saku saya, bisa untuk
membantu kuliah, yang saat itu baru semester dua.
