“Hmm…bener nih ya, jadi ngapain aja mau kan asal ga diperawanin ?” Imron minta kepastiannya. Bokeb Tangan keriput Pak Mamad mengelus-elus payudara kirinya, sesekali putingnya dipencet dan dipilin-pilin dengan jarinya. Dari belakang Imron tidak henti-hentinya melumat bibir gadis itu, sudah cukup lama dia mengorek-ngorek mulut gadis itu dengan lidahnya sampai ludah mereka sudah membasahi daerah sekitar mulut. “Oooh…jangan disitu !” desahnya ketika merasakan lidah pertama yang menyentuh vaginanya, tubuhnya seperti tersengat listrik merasakan sensasi itu, rasa malu dan terhina menderanya namun dibarengi juga dengan rasa nikmat. “Nikmatin aja Non, jangan ribut, kalau ada yang dateng lagi saya ga tanggung loh !” kata Imron dekat telinganya. “Wah-wah lagi ada rejeki kok ga bagi-bagi sih Pak Imron !” kata Pak Kahar
“Hahaha…tenang aja saya juga baru pemanasan kok, jadi hidangannya masih segar !” disambut gelak tawa mereka.




















