Hingga tidak mudah bagiku untuk melupakan sosoknya, terkadang aku berpikir kenapa aku harus menuruti kemarahanku jika akhirnya aku akan seperti ini, seperti orang yang kehilangan pegangan hidup aku sering keluar masuk tempat hiburan.Karena aku kira dengan begitu aku dapat melupakan sosok Reni, yang telah aku putusan karena melihatnya sedang mengobrol dengan seorang cowok di cafe tempat kami biasa makan ataupun sekedar hunting disana. Hingga Reni teriak kalau dia tidak dapat bernafas, kamipun tertawa. Bokep hijab maaas… aaaggghhh…” Reni bergerak turun naik meskipun tidak leluasa tapi cukup bagi kami menikmatinya, akupun memegang kedua pinggul Reni dengan membantunya brgerak diatas tubuhku, yang sedikit duduk sambil agak rebahan di atas jok mobil. Tapi hari itu kami sedang tidak ada janji dan akupun pergi kesana dengan temanku saat melihatnya akupun tersulut emosi apalagi di depan temanku yang tahu kalau Reni tunanganku tapi dengan cowok lain.Akhirnya aku bersikap kasar padanya, aku tidak




















