Jakarta yang panas membuatku kegerahan di dalam angkot. Bokep india Tapi ia masih berjongkok di bawahku.“Yg ini atau yg itu..?” katanya menggoda, menunjuk Penisku.Darahku mendesir. Ia menyenggol kepala penisku. Hanya suara kebetan majalah yg kubuka cepat yg terdengar selebihnya musik lembut yg mengalun dari speaker yg ditanam di langit-langit ruangan.Langkah sepatu hak tinggi terdengar, pletak-pletok-pletok. Jendela kubuka. Ayo..!“Mbak.., pahaku masih sakit nih..!” kataku memelas, ya sebagai alasan juga mengapa aq masih bertahan duduk di tepi dipan.Ia berjongkok mengambil sapu tangan. Tetapi tdk lama, suara pletak-pletok terdengar semakin nyaring. Ia menekan-nekan agak kuat. Kalau saja, tdk keburu wanita yg menjaga telepon datang, ia sudah melumat Si Penis. Kalau kini aq berani pasti karena dadanya terbuka, pasti karena peluhnya yg membasahi leher, pasti karena aq terlalu terbuai lamunan.




















