Detik demi detik, Tubuh si cantik makin menggeliat tak tertahankan lantaran sapuan lidahku makin brutal menjilatinya, bahkan tak jarang, ku pilin klitorisnya dengan lidah yang lembab dan cinta yang hangat.Sementara hujan agak sedikit mereda, dan gelegar halilintar tak lagi ada, ku sambangi wajah si cantik untuk mengulum dan menuai lagi cinta di bibirnya yang sedari tadi tak capek-capeknya mendesah. Bokeb Cukup lama aku mengecup, punggung tangannya, hingga akhirnya ..” aku sayang sama kamu Ya !! Kedua puting dan aerolanya masih begitu imut-imut dan segar. Tyaaa .. Perlahan ku cabut jari ku dari liang poop-nya, dan bagian itu pun berkedut lagi seakan ingin mengeluarkan sesuatu dari arah dalam. Semua harapannya
telah sirna, mati bersama kedua orang tua dan asap-asap yang membumbung dari api yang melumat tempat tinggalnya.Aku telah sampai di kamarnya ..Sungguh, aku tak ingin melihatnya lebih dekat, tak juga ingin aku melihatnya lebih jauh.




















