“Ayo dong, sebentar aja kok!” lanjutnya.Kemudian pelan-pelan mulai kuangkat tanganku ke atas pundaknya, lalu menyentuhnya. Bokep brazzers “Thanks banget untuk usaha lu Len.” ujarku sambil mengajaknya pulang.Kami berdua berjalan melewati ruangan billiard. “Digigit?” tanyaku spontan. Kalau kamu bersedia nanti saya kasih tambahan uang, lagipula nggak enak menolak tamu-tamu bos..” ujarnya sambil terus membujukku. Setuju?” seru salah seorang dari mereka.Aku terkesiap mendengar tantangannya, kulirik Lenny yang saat itu sudah berada di depan pintu keluar, dia tampak menggelengkan kepalanya, sambil memberi tanda kepadaku, agar aku cepat-cepat meninggalkan club tersebut.“Brengsek! Tapi tiba-tiba langkahku terhenti saat tangan manajerku menahan pundakku. Mas Agus kemudian bangkit dan mengulum penisku hingga.. Berani nggak?” tambah temannya sambil melambaikan tangannya ke arahku.Aku tertegun sejenak sambil menatap bengong ke arah mereka. Pikiranku mulai panik, sementara di pojok ruangan, Lenny sudah tampak mulai resah melihat keadaanku.Tapi naas. Warnanya pun yang tadinya putih kini memerah.




















