Dadaku mulai berdegup lagi. Bokepindo Masih terasa tangannya di punggung, dada, perut, paha. Aku tidak berpakaian kini. Sekali. Ia tidak membalas tapi lebih ramah. Aku terpejam menahan air mani yang sudah di ujung. Aku duduk di tepi dipan. Pokoknya turun.“Kiri Bang..!”Aku lalu menuju salon. Dan kubuka celana pantai. Ia sudah membereskan peralatan pijat. Atau jangan-jangan ia tidak masuk ke salon ini, hanya pura-pura masuk. Aku masih termangu. Pokoknya turun.“Kiri Bang..!”Aku lalu menuju salon. Hap.“Mau pijit lagi..?” ujar suara wanita muda yang kemarin menuntunku menuju ruang pijat.“Ya.”Lalu aku menuju ruang yang kemarin. Di mana? Bibirnya sedang tidak terlalu sensual. Ayo..!“Mbak.., pahaku masih sakit nih..!” kataku memelas, ya sebagai alasan juga mengapa aku masih bertahan duduk di tepi dipan.Ia berjongkok mengambil sapu tangan. Terganggu wanita muda yang di ruang sebelah yang kadang-kadang tanpa tujuan jelas bolak-balik ke ruang pijat.Dari jarak yang begitu dekat ini, aku jelas melihat wajahnya.













