Merasa terancam, Marta malah sekuat tenaga melayangkan tangan kanannya ke arah mukaku, hendak menampar. Aku berdiri. Bokeb Benar-benar enggak sengaja saya. Payudara Marta begitu pas di tanganku, tidak terlalu besar tapi tidak juga bisa dibilang kecil. “Ta, tolong dong, jangan bilang Vina, kan cuma ngeliatin doang, itu juga enggak sengaja. Tak ayal, sepersekian detik itu pula Marta meronta-ronta. Tiba-tiba saja Marta berubah menjadi sangar. Ia sedang mengalami kenikmatan tiada tara sekaligus perlawanan batin tak berujung. Tubuhnya terbawa ke arahku tapi tak sampai terjatuh, aku pun berhasil menjaga keseimbangan. Kubuka bekapanku di mulutnya, Marta cuma berujar sambil mengisak,
“Dodi, please… Jangan diapa-apain saya. Jawabanku yang penuh kegamangan itu malah membuat Marta makin naik pitam. Vina pun tak keberatan mengarungi pelosok-pelosok kota dengan motor bersamaku. Kukocokkan perlahan vaginanya dengan jari tengahku, sambil kucoba untuk mencumbu lehernya. Kutekan sedikit lebih keras, Marta sedikit menjerit, setengah penisku telah masuk.










