Jari-jarinya basah sekali oleh cairan kewanitaanku.Aku mencegahnya waktu dia mau mengelap jarinya itu.“Jangan dibuang dong, mubazir” cegahku.“Hah, tapi lengket gini Ci, emang mau diapain?” tanyanya heran.Aku tidak menjawabnya selain mendekatkan telapak tangannya ke mulutku, kemudian kumasukkan jari telunjuknya ke mulutku, kuemut dengan penuh perasaan merasakan cairanku sendiri.Tatapan mataku yang binal menatap wajahnya yang terbengong-bengong dengan tingkahku yang liar.“Coba Lix, rasain deh sarinya cewek seperti gua tadi!” kudekatkan jari-jari basah itu ke mulutnya.Mulanya dia agak ragu-ragu dan risih mencicipi cairan itu, namun karena kubujuk terus akhirnya dia pun pelan-pelan menjilati juga cairanku yang belepotan di jarinya itu.“Terus.. Bokeb Emang kenapa harus tegang”“Soalnya gua mau dilukis agak beda gitu loh”“Bedanya gimana Ci? Lu serius nih, berani kaya gini?” seakan tidak percaya apa yang dilihat di hadapannya.Aku tertawa tertahan melihat reaksi amatirannya itu sambil terus melucuti satu demi satu pakaianku.




















