Akupun lupa dengan ajakan Tia untuk menikmati aroma terapi bersama. Oh my God … perasaan apa ini. Bokep jilbab Aku lihat wajah Evi sudah berseri-seri kembali, tidak seperti kemarin malam. Rudi menatap curiga ke arah kami yang mungkin masih terlihat tidak siap dan kacau.Setelah makan malam selesai, acara selanjutnya dimulai. Rasa bersalah menyelimuti pikiranku..lagi-lagi aku menyakiti perasaannya yang halus. Malam semakin larut, kamipun sudah kelelahan dan akhirnya malam itu ditutup dengan mencari tempat tidur masing-masing. Malam yang sangat dinginpun menjadi hangat oleh sentuhan-sentuhan tubuh Evi. Sesekali bibir Tia mengecup keningku dengan hangat dan tangannya membelai lembut setiap helai rambutku. Tiba-tiba pintu kamar yang lupa kami Kunci pun terbuka. Satu demi satu pakaian kami tanggalkan. Kira-kira delapan tahun yang lalu, aku merantau ke kota udang, Cirebon. Direbahkan kepalanya di bahu kananku, sambil sesekali menyibakkan rambutnya yang panjang hingga lehernya terlihat dan nyaris tanpa batasmenyentuh bibirku.




















