Sesuai dugaanku Vcd itu berjalan bagus.“Mbak pingin nonton ?” tanyaku sambil melihat Mbak Nida yang sedari tadi duduk di belakang memperhatikanku. Perlahan aku mengencangkan penetrasiku kembali.Sambil meremas kedua payudaranya, aku membolak-balikkan badan Mbak Nida ke kiri dan ke kanan. Bokeb Kalau tidak saya akan berteriak” bentak Mbak Nida. Akupun pergi ke ka-marku, riang karena sebentar lagi “adikku” akan bersarang dan me-nemukan pasangannya.Hari ini rabu, Mas Arif sudah berangkat dan meninggalkan Mbak Nida sendirian di kamarnya. Sementara dengan sekali sentakan kulepaskan jilbabnya, tampaklah rambut hitam sebahu milik Mbak Nida yang indah, sambil menggenjot aku membelai rambut hitam itu.“Ahhh…..ahhh….aaahhh”
“Ohhh……ohhhh……..hhhh”Suara desahanku dan Mbak Nida terus terdengar bergantian seperti irama musik alam yang indah.Setelah lama, aku mengubah posisi Mbak Nida, badannya kutarik sehingga kini dia ada di pangkuanku dan kami duduk berhadap-hadapan, sementara penisku dan vaginanya masih menyatu.Tanganku memegang pinggul Mbak Nida, membantunya badannya untuk naik turun.




















