Tapi sekonyong-konyong mataku berkunang-kunang. Bokep china Temanku itu yang kaget terlempar ke lantai. Kita kan baru sampai di sini. Kita pulang aja yuk.”“Alaa, Mer. Enak kan?”Aku mengangguk. Aku pun langsung menelan obat sakit kepala yang diberikannya.“Gimana sekarang rasanya? Darah kelaki-lakiannya dengan cepat semakin tergugah untuk menggagahiku. Matanya terbelalak melihatnya. Kehidupan kami berjalan normal seperti layaknya keluarga bahagia. Jangan! Aku mulai menggerinjal-gerinjal. Keluargaku termasuk yang gagal dimana orangtuaku bercerai gagal membina rumah tangga, aku sungguh sangat sedih melihat merasakan seperti ini , aku tak menyangka terjadi pada diriku, awalnya aku tak percaya, tapi mereka berdua kompak untuk tetap mendukungku belajar dalam menjalani kehidupan yang cerah dan terarah.Hingga aku berhasil dalam memasuki pergurang tinggi Negri kedua ortu bangga terhadapku,Aku senang walau kadang aku tak percaya bahwa mereka tak bersama kulagi.Keluargaku saat itu hidup berkecukupan.Ayahku yang berkedudukan sebagai seorang pejabat teras sebuah departemen memang memberikan nafkah yang cukup bagiku dan










