Sambil menikmati pula cengkraman otot kenyal di bawah sana yang mengurut-urut kejantananku. Kedua kakinya erat menjepit pinggangku. Bokeb Terkejut, Eksanti bangkit dan memintaku berhenti sebentar. Lalu yang ketiga. Bagaimanapun Eksanti juga merasa telah melakukan hal yang sama terhadap Yoga, dengan menerima kehadiranku di sisinya. Botol saos tomat akhirnya terguling tanpa dapat dicegah. Inilah yang selama ini diimpikan Eksanti jika bercinta. Eksanti juga mengatakan di telepon, dengan suara manjanya, bahwa aku bukan hanya diundang makan malam. sehingga seluruh harum tubuhnya tercium dengan jelas. Ia merebahkan kembali tubuhnya ketika aku tidak lagi hanya menjilat, tetapi juga mengulum-ngulum “Si Merah Kecil” yang dipenuhi saos tomat, menyedot-nyedotnya seperti hendak membuatnya licin bersih. Ia segera menawarkan minuman kepadaku dan mempersilakan aku untuk mengambilnya sendiri dari dalam kulkas kecil di sudut pantry itu. Permintaan Eksanti memang masuk akal. Aku memilih sekaleng coca cola kesukaanku.




















