Makin lama makin jelas. Paling tdk aq dapat melihat leher yg basah keringat karena kepayahan memijat. Bokep stw Namun, tiba-tiba keberanianku hilang. Itu artinya ia tdk mau diganggu. Aq masih penasaran, ia seperti tanpa ekspresi. Nampak ada perubahan besar pada Iin. Tetapi sejak tadi aq tdk melihat wanita yg lehernya berkeringat yg tadi mengerlingkan mata ke arahku. Aq masih mematung. Kali ini lebih bertenaga dan aq memang benar-benar pegal, sehingga terbuai pijitannya.“Telentang..!” katanya.Kuputuskan untuk berani menatap wajahnya. Tapi mengelap dengan handuk hangat sisa-sisa cream pijit yg masih menempel di tubuhku. Eh bisa juga wanita setengah baya ini ramah kepadaku.Lalu ia membersihkan pahaku sebelah kiri, ke pangkal paha. Lalu ia mengolesi dadaku dengan cream. Aq membayangkan dapat menjepitnya di sini. Lalu memegang pahaku,“Yg mana..?”Yes..! Makin lama suara sepatu itu seperti mengutukku bukan berbunyi pletak pelok lagi, tapi bodoh, bodoh, bodoh sampai suara itu hilang.Aq hanya mendengus.
