Pahit dan menyenangkan. XNXX jepang Jay sekarang ada di sebelahku, dengan rokok Dji Sam Soe kretek di bibirnya. “Aku besok ujian, Chie.”
Kulihat jam dinding yang menunjukkan pukul 23.30 malam. Aku bangga, karena suaminya adalah seorang bule yang benar-benar bule, yang “open minded”. “Iya.”
“Sungguh, Ray?” Chie mengangkat kepalanya, senyumnya mengembang di sela air mata yang mengaliri pipinya. Dan karena itu pulalah aku tidak menghajarnya, walaupun itu adalah tujuanku sejak semula. “Cukup segitu?”
Jay terdiam. Ray, pemuja kasih dan seorang pecinta. Keperawanan itu datang dari hati, bukan dari sekedar selaput dara ataupun yang biasa disebut orang-orang darah malam pengantin.”
Kunyalakan batang rokok di sudut bibirku. Kutunggu saat-saat kepalannya menghajarku. Di sebelahku, Jay menikmati kepulan asap rokoknya yang membuyar di balik dedaunan pohon yang mengelilingi kami.Surabaya, pertengahan Mei 1999Kupeluk tubuh itu erat-erat. Ah, Jay. Dan itulah Jay, kembaranku, sobat terbaikku.Surabaya, awal Agustus 1999“Chie…”
Kurasakan nafas Chie yang memburu saat mulutnya melumat bibirku dan
