“Eriik!! Bokeb Masih kecil sudah kenal laki-laki!! Aku tidak akan pernah membencimu Maria..”
Pelukan Erik semakin erat. Wanita itu mengerang dengan keras. Erik mulai tidak sabar, dan dia memasukkannya dengan kasar. Aku tetap melihat perbuatan Erik tanpa berkedip sambil berlinang air mata.Erik masih melanjutkan permainannya bersama wanita cantik itu, dia menggerakkan pinggulnya maju dan mundur dengan sangat cepat. Kalau kamu capek, besok bolos saja.”
Erik pun menggendongku yang masih terisak kekamar tidurku. Kehadiran mereka membuatku setidaknya “lupa” akan kemalangan yang baru saja menimpaku. Dengan posisi membungkuk, dia mengamati wajahku dengan teliti. Aku memekik dan mulai menangis. Rasa takut dan kesepian menyerang hati dan pikiranku. Dia sangat memanjakan aku. Aku memilih untuk diam. Kami bertiga sangat bahagia.Aku tidak ingat, bagaimana aku bisa sampai di panti asuhan itu. pilihanku memang selalu tepat”, gumamnya. “Karena dia adalah putra tunggal dari pemilik yayasan ini..”Tak kusangka, pertemuanku dengan Erik Torian bisa mengubah hidupku,
