Akhirnya dapat ditebak. Bokep jepang Kami keluar di jalan Sunda terus menuju Thamrin. Hanya beberapa kalimat “Black Label double” pernah kuucapkan sebagai komunikasi nyata antara aku dengannya.Malam itu malam minggu. Dimasukkannya tangannya ke dalam celana dalamku, lalu ditariknya penisku, kemudian dikeluarkannya.Ia mulai menjilatinya dengan pelan-pelan, lalu mengulum-ngulumnya sambil mengocok-ngocoknya, dihisap-hisapnya sambil matanya menatap ke wajahku, aku sampai merem melek merasakan kenikmatannya. I took her to the bed. Itu saja. Yang ada di otakku adalah bagaimana caranya membujuk Felly untuk mau menemaniku di tempat tidur nanti malam. Sambil dia maju-mundur, penisku seperti diremas-remas, dikocok-kocok, dipelintir-pelintir.Sepuluh menit kami berada dalam posisi seperti itu. Aku termenung sejenak berjongkok di depan mesin ATM itu. Kubuka kaca jendela. Entah apa yang mereka bicarakan di sana.Felly ini gadis baik. Dia selalu cemberut kalau aku keluar bersama cewek. Kami keluar di jalan Sunda terus menuju Thamrin. Aku tertidur.Jam 8 pagi aku terbangun.
