“Aaah! Bokeb Dua lagi menarik kembennya sampai terbuka lalu melingkari kedua payudaranya. Bajingan, awas kamu!” Sekar menerjang, tak tahu Ratri sedang diapakan. Hummm?”
Sekar meronta selagi lengan, atau anggota tubuh, atau bayangan, atau entah apa yang digunakan Bayang Ireng untuk membelitnya menariknya ke atas, membuat dirinya tak lagi menapak tanah. Sekar jatuh lagi ke tanah, lelah, ketakutan, dan gemas karena gagal mencapai puncak. Pandangan kosong Ratri membuat Sekar ngeri. Tapi mata tombak itu tetap mencoblos kemaluannya. Genggaman di kakinya tidak begitu kuat meski melekat erat sehingga Sekar mampu berjungkirbalik dan kembali menebas Bayang Ireng. Di hadapannya berdiri satu sosok perempuan lain. Jeritanmu sungguh nikmat! Sekar dan Ratri menjerit berbarengan ketika kedua sahabat yang terjerat itu dibawa ke puncak swarga birahi oleh lingga-lingga cabul si dedemit hitam. Pelan-pelan bayangan yang membungkus tubuhnya bergerak sendiri. Dia merasa lebih susah menghadapi serangan seperti ini daripada tusukan seribu pedang.




















