Di ciumi dan dijilati juga..” dia semakin menunduk malu. Si gadis itu pelan-pelan berdiri, dan dengan takzim berjalan kearahku. Bokep arab Dia menggeleng: “a..anu Mbah.. Meskipun tetap dengan ogah-ogahan dan tidak percaya, aku ikut juga menjadi muridnya. Setiap hari paling sedikit sepuluh orang antre di rumahku, dari siang sampai malam. Dasar perawan.. Buka juga pakaian dalammu. ”
Si cantik itu menjawab pelan, tetap menunduk: “empat belas tahun, mbah”. Napasnya terdengar semakin memburu. Berbahaya sekali Nduk, nanti kalau dibiarkan jadi ngabar (menguap) masuk ke pembuluh darahmu, bisa mati kowe. Dan dia memperkenalkan aku sebagai assistennya untuk menyembuhkan pasien dari berbagai penyakit yang “aeng-aeng” alias aneh-aneh. Tubuhnya yang tinggi besar dan berkumis melintang (dia memang keturunan warok Ponorogo) tampak sangat menyeramkan.Aku berteriak keheranan: “mas.. saakiit Mbah..” aku cepat-cepat melumat bibirnya, agar teriakannya tidak berkembang menjadi raungan..Sekarang dengan cepat dan akhli aku menekan kemaluanku, sekalian saja sakitnya pikirku.
