Gerakan badan Ibu Vivi makin keras dan kepalanya sering ditarik ke belakang. Roknya yang biru tua menambah kontrasnya warna.Setelah meletakkan tanganku, tangan Ibu Vivi bergerak lagi ke tengkukku, dan dielusnya. XNXX Kemudian dia berdiri di depanku yang masih duduk. Kejadian ini kira-kira seminggu yang lalu. Itu yang menjadi sasaran aktvitasnya. Aku akhiri kegiatan jilat menjilat, karena muatanku sudah meronta minta dikeluarin.Lalu aku masukkan lagi dari belakang penisku ke vaginanya. Rupanya air maniku dan air kenikmatannya bercampur jadi satu dan jatuh. Rupanya dia menikmati betul air maniku. Cuma body-nya sungguh menggiurkan dan kulitnya juga putih mulus. Yah tangannya keremas oleh tanganku yang kekar dan keras.Aduh…, halus juga tangan Ibu Vivi. Dia kerja jadi interpreter bahasa Jepang. Secara refleks tanganku juga membalas aksinya, dan kuelus pahanya pelan-pelan. Tapi batang penisku masih menancap di lubang vaginanya. Jadi jatah batinnya tidak terima full.
