Akhirnya dia mengenakan gaun tidur berwarna pink yang sangat tipis, Lalu dia menghampiriku, dan kami berdua duduk berhadapan.“Kamu kenapa, kok pucat”, aku terdiam.“Kamu takut ya?” Aku tetap terdiam.“Aku tau kamu suka aku.” Aku terdiam.“Hey, ngomong dong.” Aku tetap terdiam.Dalam kediamanku selama itu aku menyimpan sesuatu di dadaku yang berdetak sangat kencang dan keras serasa ingin meledak ketika dia menempelkan bibir mungilnya ke bibirku. Aku memberanikan diri menghampirinya. Bokeb Aku tak kuasa menahan diri, ketika aku mengangkat kepalaku untuk melumat bibirnya kembali, dia menahan kepalaku, aku heran. Hanya saat itu aku tidak lagi malu, yang ada dipikiranku hanyalah aku ingin bisa memuaskannya sebelum orgasmeku yang ketiga. Kulihat mereka menaiki bus bertuliskan IKIP di pinggirnya. Aku sudah bisa memasukan batang kemaluanku sendiri tepat menuju lubang surga yang sesekali beraroma harum bunga itu.Kembali aku melakukan naik dan turun.




















