Lingkarannya tidak begitu besar, namun ujung-ujung puncaknya begitu runcing dan kaku. Bokep barat Kata-kataku yang terakhir ini ternyata membuat wajah Eksanti memerah. Giginya menggigit bibir bawahnya untuk menahan laju birahinya yang semakin kuat. Rasanya begitu nikmat. Malah tangannya ikut membalas memeluk tubuhku. Ternyata, dengan mengingat statusnya saat ini sebagai tunangan Yoga, Eksanti masih belum bisa menerima perlakuanku yang membawanya ke dalam cottages ini. Aku memandang nakal ke arah payudaranya sambil tersenyum. Ada semacam kesedihan di wajahnya hanya saja aku tak tahu apa penyebabnya. kumohon, please.. Namun aku tetap berusaha bertahan untuk sementara waktu, sebelum aku merasakan ia benar-benar siap untuk berpaducinta denganku. dan lagi.. Pada saat aku membawanya menuju tempat tidur, Eksanti melingkarkan kedua kakinya di pinggangku. “Anak ini, kok aneh banget, jual mahal lagi”, pikirku. Aku nggak munafik, Mas. Mata Eksanti tidak berkedip sekejap pun membalas tatapan mataku.




















