Tidak butuh lagi basa basi, aku segera melepas habis pakaian yg dikenakanya. Bokepindo “….mmm…apa yg aden cari..mbak semacam ini, perempuan kampung, gak cantik..dah tua lagi..” Wajahnya lekat2 menatapku. Tidak butuh lagi mengatakan2, segera tuntaskan apa yg ada dalam hati. Aku memaksa kedua paha sekel itu terbuka, dirinya tetap berusaha menutupnya rapat. “…well..saya tetap belum berminat utk pacaran lagi mbak..”
” Apa yg aden pikir semenjak kejadian itu soal mbak..”Tanyanya kembali. Dirinya makin terbuai oleh rangsangan dariku. “Buuuk..ibuuuk..di manaaa…rini pengen pipis..” Tiba2 suara anaknya terdengar nyaring di depan pintu kamar. Pagi itu terasa akumulasinya. Yah telahlah, yg jelas tidak bakal ada persoalan, dirinya telah menerima perlakuanku kemarin. Hujan turun dengan lebatnya sesampainya aku kembali di rumah. Nafasku memburu, yg keluar dari mulutku hanyalah desahan penuh nafsu angkara murka.
