Aku menanti dengan debaran jantung yang membuncah-buncah. Bokep china Dari jarak yang dekat ini hawa panas tubuhnya terasa. Ya sekarang..!” pintanya penuh manja.Tetapi mendadak bunyi telepon di ruang depan berdering. Aku bisa dapatkan ia, wanita setengah baya yang meleleh keringatnya di angkot karena kepanasan. Aku menggelepar.“Sst..! Betul-betul keras. Ke bawah lagi: Turun. Mungkin sapu tangan ini saja suatu kealpaan. Yes. Aku tiduran sambil baca majalah yang tergeletak di rak samping tempat tidur kecil itu. Apakah perlu menhitung kancing. Kantorku tidak lama lagi kelihatan di kelokan depan, kurang lebih 100 meter lagi. Aku membayangkan dapat menjepitnya di sini. Lalu menyentuh Junior dengan sisi luar jari tangannya. Keberuntungankah? Ayo..!“Mbak.., pahaku masih sakit nih..!” kataku memelas, ya sebagai alasan juga mengapa aku masih bertahan duduk di tepi dipan.Ia berjongkok mengambil sapu tangan.
