“Betul” sahuntuku dan Wati kemudian menjatuhkan kepalanya kebahuku lagi. Karena kedua kursi tengah kosong maka sicucu itu pindah duduk disebelah eyangnya.Walaupun tempat duduknya sudah kosong satu, tapi Wati tetap duduk merapat terus ketubuhku.Setelah mobil berjalan kembali dan Wati tetap merapat ketubuhku, tanganku kurangkulkan kelengannya dan kutarik tubuhnya makin erat ketubuhku dan Wati pun meresponsnya dengan merapatkan juga paha dan kakinya kepahaku dan kuberanikan untuk mengusap wajahnya yang masih basah sedikit dari sisa air mata. Bokep stw “Oya, sakit apa?” tanyaku. Wati dengan handal langsung menyucup lubang kemaluanku hingga sisa-sisa mani yang ada disaluran terus tersedot keluar untuk dinikmatinya. Warna kulitnya agak coklat dan wajahnya biasa saja hanya yang menarik perhatian bibirnya yang agak tebal dan basah itu yang menggairahkan bagiku.Kemudian sopir menjemput lagi 2 orang rupanya pembantu rumah tangga duduk disebelah sopir, lalu 2 orang lagi yang seorang ibu-ibu agak tua dengan cucunya mungkin.




















