Beberapa tetes air mata menggelinding di pipinya. Bokeb Dan saya biasa kerja malam-malam begini,” jawabnya. “Sebentar aku tutup dulu komputerku ya..”
Aku bergegas pergi ke komputerku. berlalu deh,” dia merapikan kertas-kertas, lalu tersiar suara mesin printer bekerja. Mungkin kesakitan, aku tidak tahu. Aku dorong tubuhnya sampai-sampai posisi badannya menunduk pada meja komputer. Sebab tanganku dengan paling keras meremas buah dadanya. Auuhhh stooop masss aahhh Aku semakin nafsu mendengar desahannya. Aku mengupayakan menenangkan diriku supaya tampak normal.“Ma’af.. Seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Aku simaklah dari samping, wajahnya manis dengan hidung yang kecil dan mancung. Komputernya terhalang tiga meja komputer di sebelahku. Hanya matanya yang sayu tersebut memandang kepadaku. Keberingasanku kian menjadi. Dia melirikku sebentar kemudian matanya tertuju lagi ke layar komputer, seraya menjawab,
“Iya..




















