Aku masih berdiri di pintu kamarku dan mengikuti Rani dengan pandanganku. Bokeb Rani menyarankan agar kita pergi dengan mobilnya. Badanku tersentak-sentak. Tapi karena takut ketahuan, aku segera ke ruang makan. aku hampir keluar nih.., berhenti dulu deh..” kataku dengan suara yang tidak yakin, karena masih keenakan. Aku benar-benar sudah tidak tahan. Rani dengan rakusnya menelan semuanya, dan masih menyedot sperma yang masih ada di dalam penis sampai habis. Kemudian mulutku pelan-pelan kudekatkan ke buah dadanya. Nikmat yang aku rasakan sangat luar biasa. “Raniii isap terus terusss hampirr terusss yyyaa sekaranggg sekarangg.. Lidahku dan lidahnya saling berkaitan, dan kadang-kadang lidahku digigitnya lembut. adduuuhh aahh aahh aahh”,
Dan setelah beberapa saat akhirnya jepitannya berangsur semakin mengendur. Sekarang giliran penisku kuusap-usapkan ke clitoris dan bibir vaginanya, sambil aku duduk mengangkang juga. Penisku semakin keras, kuhunjam-hunjamkan ke dalam vaginanya sampai pantatnya terangkat dari karpet.
